Lihatlah kehadapan sana
Disana ada aku menyapamu
Lihat juga ke ujung jalan sana
Disana pula ada aku memandangmu
Kini kita bertemu walau tanpa rasa
Tapi kita tau kalau kita bahagia
Bukan bahagia karena tawa
Tetapi entah kenapa kecewa juga bahagia
Jangan terlalu mudah menafsirkanku
Karena aku juga tak harus di baca sekilas
Jangan pula kau terlalu mudah abaikanku
Karena ku bukanlah rongsokan bekas
Hai wanitaku, jangan kau kesal dulu
Lihat kesana ada aku menyapamu
Tak perlu lari atau benci atau malu
Kamu, juga wanitaku tak terpaku
Bebaskan dirimu meliuk padaku
Karena aku ada di sana memandangmu
Wanita yang seorang dariku
Tak mengertikah kau
Seberapa berat ku pangkul kataku?
Hai wanitaku maukah kau bantu aku
Berat pangkul kataku jinjing oleh mu
Ku cari kata walau disana ku lihat kau tak menyapaku
Meski disana ku pandang kau tak memandangku
Tapi ku tau kita bahagia.
Jangan terlalu mudah menafsirkan ku
Bukankah kau telah mengerti jiwaku
Janganlah pula kau terlalu mudah abaikanku
Jangan lari atau benci atau malu
Bantulah aku angkat : aku
Tolong jinjing sesaat atau selamanya: sayang
Oh aku lupa serahkanmu: padamu
Terima kasih ku tak ragu kamu pula mau
Wanitaku yang seorang dariku
Ku milikmu masih miliki kata yang lain untukmu
13 juni 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar