Laman

Senin, 30 Januari 2012

Shadow Expansion

Kevin mengayuh sepedanya secepat dia sanggup,tak peduli keringat mengucur. Dia tak percaya dengan apa yang baru saja disaksikan di laboratoriumkimia kampus. Ruang laboratorium telah menjadi ruang yang sangat berbahaya baginya dan bagi semua orang di kota ini.Penuh kehati-hatian diliput cemas dia memaksa diri untuk memontret aktivitasdua orang aneh dilaboratorium itu. Mereka tak menyadari kehadirannya.Teliti, Kevin berhasil mengabadikan beberapa gambar dan kemudian menjauhi ruangan itu.

Dia terus mengayuh sepedanya melewati jalan tepi danau, diperhatiannya danau itu.Peristiwa tadi pagi makin menambah kegelisahannya.Remang lampu jalanan malam ini tak melambatkan laju sepedanya. “Kamera ini harus diselamatkan!” benak kevin.
Sampai dirumah, Dia menjatuhkan sepedanya begitu saja, hasil jepretannya itu yangpaling penting saat ini. segera ia mengunci pintu rumah dan mengintip dari jendela memastikan tak ada yang membuntuti. Semua lampu dipadamkan. Mami telah terlelap di kamar tidur. Langsung dia menuju kamarnya di lantai dua. Dinyalakan kamera dan komputer.“oh my good! Impossible” dia masih tak yakin melihat hasil bidikannya di LEDmonitor komputer.

Dia melihat fotoDaddynya dengan kostum astronotdi atas komputer. Handphonnya masih belum berdering.“Apa yang harus kulakukan?”keluhnya sementara nafas masih tersengal.


***


“Bye mom? Aku pergi dulu...!” kevin mencium kedua pipi mami dan bergegas kekampus dengan sepedanya. “kevin, Kau melupakan kameramu..!” kevin memutarkan arah sepedanya ke halaman, di ambang gerbang rumahnya mami lalu mengalungkan kamera itu pada kevin. “thank ma”Kevin berlalu.“jangan lupa berdoa untuk Ayahmu!!” kevin melambaikan tangan kanannya namun dia tak menoleh. “dia seperti ayahnya”mami tersenyum menggeleng.


Jalan tepi danau satu-satunya jalur menuju kampus Asdheorx University.Hobi memotret serangga yang bercengkrama pinggir danau dingin itu membuatnyasetiap pagimenyempatkan diri singgah ke danau San Frans Derk.


Dia tak pernah melewatkan momen capung yang mengecipakkan air, bahkan dia rela mencelupkan kakinya untuk mendapatkan gambar yang bagus. Ketika ia telah siap dengan bidikannyasesuatu yang aneh ia rasakan. Air menjadi semakin hangat dan dari dasar danau cahaya hijau citrus berpendar-pendar sekejap.Serangga-serangga itu berterbangan seakan melindungi diri. Kevin mundur beberapa langkah, mengambil beberapa gambar cahaya dalam danau, kemudian segera menuju kampusnya dan dia yakin harus menceritakan ini pada Diego sahabatnya.


Di kampus kevin tak menemukan Diego. Padahal Diego lah sahabat sekaligus mahasiswa ilmu alam satu-satunya yang sedang meneliti sinar dasar danau itu. Beberapa hari yang lalu Diego pernah menceritakan hal serupa dan akan mengungkap rahasia sinar misterius itu pada kevin.


Beberapa kali dia mencoba menghubungihandphonenya namun nihil. “where are you Diego?” keluhnya. Kevin kembali memperhatikan hasil jepretannya sambil membayangkan apa sesungguhnya yang memancarkan sinar kehijauan itu.


“Morning Kevin, how are you?” seseorang mengagetkan kevin. Segera dia meng-off-kan dan memasukkan kamera ke tas ranselnya.Gelisah, kevin berusaha menyembunyikan gambar-gambar itu dari orang lain. “oh... yeah.. eem, I.. I okey. Don’t worry” jawab kevin sekenanya. “are you sure??”“of course” dia melayangkan senyum getir. “emm... baiklah, semoga harimu menyenangkan.. see you?!” lelaki itu kemudian berlalu. “Robert, wait!!” laki-laki itu menghentikan langkahnya dan menoleh. “Hmm.. Apa kau melihat Diego hari ini?” “Diego? Mm... ya.. I think I seew him at chemistry laboratory,” “oh... thank Robert”tanpa banyak bicara Kevin langsung pergi. Gelagat Kevin yang aneh membangkitkan kecurigaan robert.


Dia menuju laboratorim kimia di lantai tiga kampus. Banyak mahasiwa yang sedang melakukan praktek kimia, tapi Lagi-lagi dia tak melihat Diego disana. “Apa robert telah membohongiku?” pikirnya. Dia coba menghubunginya lagi, tak ada jawaban. “ah sudahlah, sore nanti barangkali dia akan ke tempat ini.”tanpa disadarinya dari jauh Robert sedang mengawasinya.


***


Setelah mengikuti beberapa mata kuliah sore, kevin kembali menuju laboratorim kimia. Sepi, tak ada seorang pun, mungkin telah terlalu petang dan mana mungkin ada orang yang sedang melakukan praktek pikirnya.


Semua lampu di setiap lorong kampus telah dinyalakan, hari telah semakin gelap. Kevin mencoba menghubungi Diego, kali ini dia mengangkat panggilannya. Belum sempat kevin menyapa, dari seberang Diego seperti telah mengetahui apa yang ingin diceritakan oleh kevin. “kevin, berhati-hatilah, kuharap kau masih dikampus saat ini. Semua informasi tentang sinar itu telah kuketahui. Sejak kemarin aku memata-matai tuan Hemers Growt yang membuang kristal rubi, jamrud sintetik dan beberapa tabung larutan aneh ke danau.Tepat pukul 10 malam ini pastikan kau memantau aktivitas beberapa orang di lab kimia. Kevin apa kau mendengarku?” “yes, I can hear you! And what must I do?” “kau pasti tahu. Setelah itu aku akan menghubungimu!” tuut..tuut.. Diego memutuskan sambungan.


“Apa sesungguhnya yang dinginkan Diego dariku?” Dia masih buram tentang persoalan yang dihadapinya. Kevin memutuskan untuk berkeliling kampus dengan sepeda sebelum pukul 10.00 pm tiba. Di gelanggan masih banyak mahasiswa berolah raga. Pustaka juga banyak dikunjungi malam ini. Kevin mampir ke cafetaria,dia memesan sepotong Big burger dan dari balik kaca cafe dia perhatikan lab kimia yang sepi. Dia melihat arloji digitalnya, 09.21 pm. Dihabiskannya Big burger, membayar dan segera ia meluncur menuju lab kimia seperti yang disarankan Diego. Tanpa sepengetahuannya Robert membuntuti.


Dua orang berpakaiaan putih masuk ke lab. Masing-masing membawa tabung inkubasi mini. Kevin memantau dengan hati-hati. Beberapa larutan dicampur kedalam tabung, diaduk dan dimasukkan jamrud sintetik. Seketika larutan dalam tabung itu bereaksi mengeluarkan cahaya hijau dan gelombang panas. Benda disekitar emisi gelombang meleleh seperti air. Kulit dua orang itu melepuh.Dug.. kevin hampir menjerit tapi ia berusaha menahan diri, nafanya tak teratur.Ternyata kulit itu hanya pembungkus tubuh asli mereka.“oh my God!!”Dia berpaling dan menyandarkan tubuhnya ke dinding.Merasa siap lalu dia memotret mereka dan efek reaksi kimiawi itu. Sigap barcampur panik, dia segera turun mengambil sepedanya dan mengayuh sekencang-kencangnya.


***


Disambarnya hanphone yang tiba-tiba berdering. “Apa kau ingin membunuhku, hah!!” “tak ada waktu membahas itu, aku bersama Robert di depan rumahmu, cepat!!” dia menyibak sedikit jendela kamarnya, ada dua orang di bawahmembawa sebuah koper.
“baik, aku akan segera turun”
“Apa kau telah tahu semuanya?” tanya diego. Kevin tak menjawab, hanya memperlihatkan gambar yang baru saja di dapat. Dua makhluk aneh bertubuh tegap bercorak dengan empat tentakel sebagai tangannya, kakinya bagai kaki serangga namun kokoh, wajahnya juga seperti serangga, mata majemuk hitam.


“Mereka Alien!” ungkap Robert santai sambil mengeluarkan beberapa selongsong logam, beberapa inkubator mini dan remote. Dia memasukkan selongsong itu dalam inkubator mini dan menghubungkan sederetan kabel.“this micro nuke” tambahnya.
“tak ada waktu lagi, kita harus ke danau!!” ujar Diego.“come on, Kevin!” ajak Robert sembari mengemasi peralatannya. Siapa sesungguhnya mereka, Kevin masih bingung.


Mereka bertiga berangkat ke danau. Lihai Diego mengendarai mobilnya dan berhenti di pinggir jalan tepi danau. “move, move!! We just have ten minute again!!”Robert berlari membawa koper dan melempartabung-tabung itu ke danau lalu berlari lagi menuju mobil, “oke, telah kulemparkan semunya! Mereka pasti mengambilnya” “right!!” Diego tancap gas menjauhi danau menuju bukit. Kevin semakin kalut.


Dari atas puncak mereka menyaksikan cahaya dari danau itu berpendar diiringi suara gemuruh. Tiba-tiba seongok benda sangat besar, bundar dan pipih muncul dari danau dengan lampu-lampu hijau. kevin menganga memperhatikan benda itu muncul kepermukaan seluruhnya “what that is UFO?!”.


“Robert, ready?!” Diego menatap. “yeah!” dia menekan beberapa tombol pada remot kontrol dan belum sempat tinggal landas UFO tersebut memancarkan sepercik api birudan meledak menjadi partikel. Daya ledaknya luar biasa. kevin merasakan tubuhnya seperti diterpa angin.


“oh God. who are you?!” kevin semakin penasaran. “Kami hanya menjalankan perintah orang ini” Diego memperlihatkan sebuah foto.“Dad??”
Handphone Diego berdering “misi kalian belum selesai, Hemers Growt tak ada dilokasi”jelas suara itu dari seberang.

Tidak ada komentar: