*untuk kekasihku -yang tidak lagi-
Dan beginilah akhirnya, semua cerita yang dimulai dengan
dedaun gugur pasti akan tersapu angin.
Demikian kisah luka, peluru-peluru yang
menembus air matamu telah menjelma kebencian.
Padahal waktu itu kau bilang dedaunan tak akan pernah kering
dibenam salju putih, namun apa sangkal mu jika kemarau kian memanjang, apa lagi
yang harus kau bicarakan?
Ini telah senja dengan kabut yang panas
Aku remuk diselimuti angan yang fana, luka-lukaku kian
nyeri
kuharap tak sampai ke hati karena musim tak pernah dingin lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar