Kartun 03 Maret 2012
Kartun
edisi ni terkesan suram dengan tonal warna didominasi oleh warna yang gelap
(hitam). Beberapa garis outline menciptakan beberapa bentuk dari sudut atas
kanan ke sudut bawah kanan membentuk gembar seseorang berbadan gemuk mengenakan
jas, medali bertulisan emas dan jas bertulisan pengusaha, tonal hitam pada
pakaian member kesan warna, demikian pula pada dasi dan ali medali, lain
membentuk potongan kayu, dengan garis-garis lengkung yang member kesan tekstur
kayu dan tulisan “1, 2, 3 “ pada potongan pohon tersebut dengan komposisi 1
lebih tinggi sementara 2 dan 3 berada di
posisi kiri kanan potongan kayu dengan lebih rendah, di sudut kanan tonal
membentuk panah bertulis tangse, sebatang tongkat pada pohon itu dan beberapa
garis lengkung pada bagian bawah tongkat yang member kesan gelombang air.
Dari
kiri bawah ke atas terdapat garis outline yang membentuk gambar seseorang,
bantal, gulungan kasur, terdapat garis-garis lengkunng yang membentuk gelombang
air, beberapa perbedaann warna tonal pada tgambar ini membentuk dan memberikan
kesan gambar air, langit tonal dan awan.
Pemaknaan
Denotasi :
Pada
gambar terdapat gambar seseorang yang sedang mengangkut bantal dan kasur, dia
berada dalam genangan air, sambil
menangis dengan raut wajah sedih, terdapat papan petunjuk berlabel “tangse” yang sama sama berendam air; sementara ditempata lain seseorang dengan badan yang besar sedang berdiri diatas podium kemenangan dengan mengenakan jas lengkap dari medali emas. Orang tersebut hanya terlihat begian pundaknya kebawah, podium itu terbuat dari potongan kayu dan orang tersebut cerah di puncak podium dengan nomor kemenangan juara satu.
menangis dengan raut wajah sedih, terdapat papan petunjuk berlabel “tangse” yang sama sama berendam air; sementara ditempata lain seseorang dengan badan yang besar sedang berdiri diatas podium kemenangan dengan mengenakan jas lengkap dari medali emas. Orang tersebut hanya terlihat begian pundaknya kebawah, podium itu terbuat dari potongan kayu dan orang tersebut cerah di puncak podium dengan nomor kemenangan juara satu.
Pemaknaan
Konotasi :
Gambar
kartun ini terkait persoalan banjir bandang yang terjadi di tangse, pidie. Pada
gambar ini digambarkan orang yang sedang menyelamatkan harta benda berupa kasur
dan bantal, orang tersebut adalah lambang dari rakyat korban bencana alam
tersebut, dengan membawa kasur dan bantal bermakna dia membutuhkan tempat
tinggal bru untuknya menginap, walau dengan raut wajahnya yang sedih, yang mencerminkan kekecewaan dan penderitaan.
Sementara
disisi lain terdapat orang-orang yang bermain di belakang layar, ini
digambarkan dengan seseorang dengan jas dan label penguasa tanpa memperlihatkan
wajahnya. Dia mengenakan medali emas dan berada di podium puncak potongan pohon.
Medali
emas mengindikasikan kekayaan yang diperoleh dari usaha illegalloging yang
digambarkan dengan podium potongan pohon, akibat dari itu dia meraup keuntungan
yang banyak dan itu merupakan sebuah kemenangan sementara ulah tersebut
menyebabkan bencana alam yang merugikan rakyat tangse yang menjadi korban.
Kartun 4 Februari 2012
Kartun 4 Februari 2012
Kartun 4 februari 2012 |
Dibawah
perahu terdapat kalaborasi garis outline dan tonal warna hitam pekat yang
membentuk bongkahan batu karang yang bertulisan “korupsi”. Diujung batu
tersebut terdapat garis-garis zigzak seperti petir yang berada dalam outline
perahu, garis ini member kesan retakan.
Beberapa
tonal hitam kotak-kotak member kesan jendela dan tonal bergradasi pada bidang
bawah tengah ke bawah bidang adalah lautan bebas, sementara disudut atas kiri
bidang gambar terdapat tonal hitam dan acak dan member kesan asap pada bidang
yang diberi tonal.
Pemaknaan
Denotatif : Pada kartun ini
terdapat perahu Ferri yang besar sedang melaju di lautan lepas, perahu
berlabel “Aceh” ini mengepulkan asap tebal dari cerobong asapnya, badan kapal
hancur oleh batu karang yang bertuliskan korupsi, tabrakan kapal dan batu
karang tersebut memunculkan ombak dan cipratan-cipratan air laut.
Pemaknaan
Konotatif : pada gambar ini
Aceh digambarkan sebagai oerahu Ferri yang besar yang sedang melaju dilautan
lapas, ini bermakana bahwa Aceh berusaha bergerak daru satu tempat ke tempat
tujuannya. Kapal Ferri adalah kendaraan yang mampu mengangkut penumpang atau
barang dalam jumlah yang banyak.
Hal
ini menggambarkan bahwa sesungguhnya Aceh sedang berusaha untuk membawa
berbagai persoalan dan berbagai hal ke tempat yang dituju, namun ditengah upaya
itu ternyata masalah korupsi menjadi penghalang dan merusak semuanya, ini
digambarkan dengan batu karang yang terjal menghancurkan lambung kapal. Korupsi
mejadi penghambat yang paling utama dalam upaya perbaikan apapun dalam segala
hal.
Perahu
yang telah rusak tentu saja tidak bias diselamatkan lagi selain menantikan
tenggelam, demikian pula upaya Aceh untuk bergerak kea rah lebih baik tentu
saja akan berhenti bila korupsi telah menggerogoti.
Kartun 7 Maret 2012
Aspek perupaan :
Kartun 7 Maret 2012 |
Tonal
pada bidang gambar yang mengesankan perasaan suram berada pada sudut kanan
bawah gambar bergradasi menjadi putih yang berkesan suasana cerah pada sudut
kiri atas. Dari kiri terdapat tobal hitam dan garis outline membentuk tangan
dengan pakaian jas hitam dan berukuran besar mendominasi bidang gambar, garis
arah tangan ini terdapat garis outline yang merupakan garis gerak (ekspirit)
dari garis outline yang membentuk sebuah tabung dan sepasang sayap putih, pada
tabung tersebut terdapat tulisan BBM; sementara itu pada sisi kiri bawah bidang
gambar terdapat kompisisi garis outline dan tonal yang membentuk seseorang,
jerigen minyak juga terdapat balon teks kekayaan yang bertulisan “jangan lupa
perhatikan kami”
Makna Denotatif :
Sebuah
tangan berukuran besar melepaskan tabung BBM yang memiliki sepasang sayap
sehingga tabung tersebut terbang leluasa dan semakin tinggi, sementara
seseorang yang sedang memegang jerigen minyak dengan pakaian lusuh dan compang
camping, terdapat bekas jahitan di beberapa bagian bajunya menunjukkan ekspresi
sedih sekaligus takut sambil menunjuk ke arah pelepasan Drum minyak oleh si
tangan besar, hatinya berkata “ jangan lupa perhatikan kami”
Makna konotatif :
Terdapat
beberapa metafora yang perlu diamati pada kartun ini diantaranya dalah tangan
besar, minyak yang bisa terbang dan bahasa tubuh seseorang yang kunuh dan balon
teks.
Tangan beasar adalah pada pemangku
pemerintahan menaikkan harga BBM sehingga drum digambarkan seperti burung yang
memiliki sepasang sayap, ini terkait dengan upaya pemerintahan Republik
Indonesia yang lagi-lagi akan menaikkan harga BBM nasional. Hal ini berpengaruh
pada orang-orang kecil, karena selain harga minyak yang semakin melonjak
otomatis kebutuhan pokok seperti sembako turut naik pula, dan hal ini
digambarkan dengan seseorang yang menunjuk pelepasan drum minyak dengan
ekspresi sedih dan takut, hal inilah yang sekarang ditakutkan oleh rakyat
kecil, yaitu kenaikan harga bahan pokok yang tentu saja akan semakin melilit
kehidupan perekonomian mereke, teks pada balon teks “ jangan lupa perhatikan
kami” adalah suara batin dari rakyat kecil kepada pemerintah agar turut
meperhatikan akibat yang akan muncul kepada rakyat kecil setelah keputusan
kenaikan harga BBM sudah diputuskan.
Kartun 10 Maret 2012
Kartun 10 Maret 2012 |
Pemaknaan Denotasi :
Burung
merpati yang sedang terbang terperanjat
dan berteriak kaget, namun tidak keras, setelah melihat sesosok setan dengan
kaju besar menuju kearahnya, sementara seruas daun jatuh dari burung tersebut.
Pemaknaan Konotasi :
Dengan
nuansa menyeramkan yang ditimbulkan dari gambar dari tonal hitam pekat terdapat
gambar setan yang menuju merpati terdapat beberapa metafora, merpati merupakan
lambang dari perdamaian atau cinta kasih, setan melambangkan kejahatan,
kecurangan atau kesesatan dengan dominasi pada bidang gambar hitam maka
kejahatan justru lebih kuat dari kedamaian, setan pada gambar ini berusaha
mengancam merpati. Perdamaian di Aceh sedang dikacaukan oleh pihak-pihak tertentu
yang tidak bertangggung jawab yang
dikenal dengan “OTK”.
Kartun 14 Maret 2012
Kartun 14 maret 2012 |
Jika dilihat dari aspek tonalitas
terdapat beberapa bentuk dari perbedaan warna, pembagian bawah terdapat warna
hitam yang membentuk gambar rumput,
abu-abu bergradasi membentuk langit dan abu-abu
cerah membentuk semak dan pepohonan (pisang dan batang kelapa)
Pemaknaan Denotasi :
Gambar
seorang petani atau pekebun pada kartun ini adalah objek utama, yang berada di
kebunnya sambil memakul cangkulnya, dia dengan tatapan sendu dan bergaya santai
seolah berbuana dengan dirinya sendiri, “Alah”. Dikamoe rakyat kameuphom, toh
profesional dan toh proprofesional, Hehehee
Pemaknaan Konotasi :
Gambar
petani disini adalah metafora rakyat miskin atau orang desa. Kartun ini terkait
dengan pemilihan dan kampanye calon legeslatif yang mewakili rakyat. Dari
kartun ini dapat kita mengerti penjelasannya dari teks atau percakapan dalam
bahasa daerah Aceh “Alah” di kamoe rakyat kameuphom toh profesional dan toh
yang proprofesional ‼ hehhehee…… yang
jika diterjemahkanke dalam bahasa indonesia.
“sungguh
kami rakyat sudah mengerti yang mana profesiponal dan yang mana proprofesional ‼
Kata
profesional itu sendiri bermakna pintar dan tepat dalam memposisikan diri serta
mampu bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan dan di embannya. Semantara
maksud dari proprofesional menurut nurhadi yusuf : kartunis harian Aceh yang
membuat kartun ini adalah juga orang yang pintar, namun menyelabui dalam
konteks kartun ini adalah mengelabui rakyat.
Secara keseluruhan kartun ini
menjelaskan bahwa sesungguhnya rakyat telah mengerti siapa saja yang sebenarnya
benar-benar profesional dan bener-benar tidak proprofesional, sehingga mereka
telah benar-benar siap dan tau calon yang tepat untuk mewakili rakyat kedepan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar