Laman

Jumat, 18 Mei 2012

Analisis Kartun harian Aceh 3


Kartu 28 januari 2012

Aspek perupaan

pada gambar kartuni ini garis-garis outline membentuk sekelompok orang dengan pakaian yang sama, menageakan jasm dasi dan peci. Pada susut kaan bidan gambar. Sementara disisi sebelah kiri bidang gambar garis outline membentuk seseorang berkumis yang mengenakan kaos peci dan sarug sedang memegan kopiah meukithop. Terdapat tand atanya menyusul tanda seru di atas kealanya.  Garis-garis di luar outline merupakan garise ekspresif yang memberikan kesan gerak, sememtara di sisi atas bidan ggambar terdapat tulisan verbal “ Teungku, itu kopiah untuk saya ya, saya janji aceh akan bla-bla – bla, yaya. Tengku ya ya..  hehehehe”
Tonal pada background berwarna putih yang memberi kesn terang atau aman sementara tonal yang trdapar di dalam outline membberi kesan warna pada paakian semata.

Pemaknaan denotataif

Sekelompok orang dengan pakaian jasa lengkap dengan label calon, pad abaju jas tersebut berusaha membujuk seseorang yynag sedan memegang baju meuketop, apapun mereka janjikan agar topi meuketop itu dapat diperolehnya, seperti janji-janji untuk aceh. Sementara pak tua brkumis tersebut hanya  geleng-geleng kepala dan menjulurkan lidahnya kepada mereka.

Pemaknaan konotatif

Pak kumis yag memegang topi kopiah adalah ikon dari rakyat, sementara  kopiah meukethop yang dpegangnya adalah simbol dar ikekuasaan atau simbol raja (pemimpn) sedangkan kawanan orang-orang yang sedang meminta kopiah merupakan calon kandidat yang berusaha menarik simpati rakyat. Agar mau memilih mereka menjadi pemimpin. Pada dasarmya, terpilih atau tidaknya mereka menjadi pemimpin semuanya kembali kepada akyat , rakyatlah yang berwenang penuh untuk memilih pemimpinnnya, sehungga banyak para caln pemimpin berusaha mengumbar janji untuk menarik simpati rakyat agar memilihnya.


Kartun 28 maret 2012


Aspek perupaan

Secara visual garis outlin membentuk gambar tangan dengan ukuran besar. tonal lengannya berwara hitam dengan tulisan ‘kandidat’. Dari arah tonal tersebut terdapat balon teks denna tulisan “tanggal 9 april nyoe-menyoe hana kaplieh lon, kapreh.”!!”
Kompisisi pada sisi bidang gambar, ini didominasi dengan tonal yang memberi kesan jahat, misterius dan gelap. Sementara dissi lain garis-garis outline membentuk dua orang. Seora laki-lak dan seorang perempuan dengan posisi meringkuk, terdapat balon teks” hmm... pakon lage nyoe teuma?”
Beberapa garis yang  terdapat didalam garis outline orang tersebut memberi tekstur pakaian dan corak, sememtara garis yang berada di luar outline memberikan kesan gerak atau getar. Pada sisi ini tonal warna didominasi warna putih yag memberi kesan suci, bersih, terang.

Pemaknaan denotasi:

Tangan yang besar degnan lebel kandidat sedang menunjuk ke arah laki-laki dan perempuan tersebut dengan kaimat  “tanggal 9 april nyoe-menyoe hana kaplieh lon, kapreh..!” menimbulkan ekspresi ketakutan dan posisis meringkuk, mereka bergumam ” hmm... pakon lage nyoe teuma?”.

Pemaknaan konotasi:

Dalam kartun ini, dapat diinterpretasikan bahwa adanya paksaanatau intimidasi yang akan dilakukan oleh “kandidat”. Paksaan ini berupa ancaman-ancaman untuk memilih dirinya pada saat pemilukada Aceh pada 9 april 2012 nantinya.
Paksaan dan ancaman ini ditujukan kepada rakyat atau calon simpatisan untuk memilihnya sebagai pemimpin, tindakan-tindakan sepertu inilah yan gharusnya tidak dilakukn oleh calon kandidat di Aceh. Terlebih pemilihan kepala daerah di usung dengan tema pemilu damai (Pemilu dame)
Sangat jels terlihat bahwa pesan verbal sangat mendukung metafora yang ditampilkan dari wujud tangan yang besar, ini menandakan atau keuasaan atas yang lebih kecil.

Kartun 24 maret 2012


Aspek perupaan

Garis outline pd gamba kartun edisi ini membentuk dua karakter manusia, terlihat ketidakseimbangan demensional keduanya. Pada sisi kiri badan gambar terdapat gambar yang berbentuk  orang sedng menutup hidungnya. Garis-garis di dalam garis outline membentuk kesan tekstue dan dimensi. Terdapat balon teks dari orang tersebut, ekor balon teks berbentuk bulatan, bulatan-bulatan kecil beratri kalimat yang terdapat pad abalon teks berarti merupakan ungkapan hati. “ bhe Abah hana asen lee, leupah that meubee..!!”
Sementara sisi kanan gambar dari goresan garis outlne terdapat gambar orang yang dengan mulut terbuka lebar menandakan dia sedak beteriak atau berorsi, hal ini dapat dipastikan keberadaaannya pada propertu pelengkap seperti podium dan microphone. Pada podim tertulis teks “calon” garis-garis di dalam outline serta tonal memberi kesan teksture atau warna. Dan dmensi .
Dari mulutnya menyemburkan liur dan lidh terlipat-lipat yang memberi kesan keras, dan beberapa gars ouutline memberikan kesan gerak.  Teriakannnya terdapat pada tuisan. “Bukan janji tapi bukti!! Bukan kata tapi fakta!!”
Secara umum tonalitas adanya gradsi warna yang kontrs pada bacgound gambar, dari hitam ke putih. Kiri ke kanan  htam menyelunungi orang kecil dan putih menyelubungi oratir tersebut.

Pemaknaan konotasi

Dri gambar ini dapat kita perhatikan bahwa seseorag calon kandidat kepala daerah dengan sangant semanga menkampanyekan dirinya kepaeda rakyat dengan  retorika – retorika penarik simpati hingga air liurnya bercipratan. Namun rakyat yang menyeksikan kampanye tersenut justru menutup hidungnya karena bu mulut sang salon kandidat tersebut.

Pemaknaan konotasi.

Terdapat pemaknaan verbal dan non vernal pada kartun ini, selain di ungkapkan secara visual namun juga didukung sengan pernyataan tertulis dari kedua tokoh. Kalimat yang sering diusung dalam setipa kampanye seperti “  “Bukan janji tapi bukti!! Bukan kata tapi fakta!!”
Menjadi pilhan dalam pengungkapan tafsiran setelah dilihat secara utuh, adanya kesesuaian antara kalimat verbal tersebut dengan gambaran visual calon kandidat yan bersemangat mengutarakan kalimat terserbut, ini bermakna bahwa secara umum kandidat selalu aja memaparkan retorika-retorika yang menggugah namun ini menjadi pengalaman yan selalu di ulang-ulang setiap priode pemilu. Hal ini digambarakan dengan gambaran visual seseorang yang sedang menutup hidungnya denganr rapat untuk menghindari bau nafas sang kandidat dengan kalimat verbal dalam balon teks ““ bhe Abah hana asen lee, leupah that meubee..!!” yang berarti “bau mulut tidak asing lagi, sungguh sangat busuk” ini merupakan indiksi bahwa ungkapa-ungkapan retorika demiian justru tidak disukai bahkan tidak diterima mengungan pengalaman yang sudah-sudah. Bahwa kandisat yan gterpilih bahkan tidak fakta atau bukti.

Tidak ada komentar: