Laman

Rabu, 04 April 2012

ANALISIS KARTUN HARIAN ACEH 1

1.      Kartun 4 Januari 2012 (Rabu)
Kartun 4 Januari 2012
Aspek Perupaan: Secara umum pada kartun ini, outline hanya membentuk sosok manusia yang dengan pakaian baju kaos lengan pendek, sarung dan peci. Sementara itu terdapat garis-garis pendek yang berbaris di beberapa bagian diluar outline, garis-garis ini memberi kesan gerak pada sosok tersebut orang  tersebut, kemudian terdapat garis outline lain yang membentuk-bentuk persegi panjang. Persegi panjang disisi kiri bidang gambar (Frame), terdapat garis-garis horizontal mengikuti persegi panjang tersebut yang berada di dalam dan diluar, dalam persegi panjang itu pula terdapat dua lingkaran hitam yang bersinggungan.
            Diantara persegi panjang dan tangan kanan manusia terdapat beberapa garis penghubung, garis tersebut adalah garis yang memberi kesan laju atau gerak, sementara terdapat garis melengkung berbentuk panah pada kedua persegi panjang tersebut dengan teks “e KTP” pada persegi panjang yang tidak bersinggungan dengan tangan dan “KTP merah putih” pada persegi panjang lainnya yang bersinggungan dengan tangan kiri orang tersebut.
Pada bagian atas (Frame) terdapat teks “Alahai pe long” sang nacan payah pake KTP kelamat nyoe lom “!” terdapat garis meliuk antara teks tersebut dan tokoh.
Beberapa pewarnaan dan pada kartun ini memberi kesan jauh seperti warna gradasi pada bentuk kerucut (tanpa outline). Dari atas ke bawah ; abu-abu ke putih, dengan perbedaan warna yang tidak mencolok, beberapa bidang persegi putih menempati tuang abu-abu pada gambar. Sementara pada sisi bawah frame terdapat pula tokal hitam pekat denga garis-garis runcing dan lancip serta rapat-rapat pada bagian atasnya, sama tokal yang berada diluar tokoh terkesan berada di belakangnya.

Pemaknaan Denotasi : Pada kartun yang teradapat pada bidang lansekap ini terdapat seseorang dengan menggunakan peci, baju kaos berkancing dan saku pada bagian dada kiri dan menggunakan sarung bermotif garis-garis vertikal, memilih satu diantara dua jenis KTP yang dimilikinya yaitu KTP merah putih dan e KTP, dia lebih memilih KTP merah putih dan membuang e KTP yang dirasa lebih hebat dan lebih baik digunakan dari pada e KTP. Ini terdapat pada teks “alahai politik long”,,, sang nacan payah peke KTP keramat nyoelom,,! Yang berarti dia lebih memilih merah putih yang lebih keramat.Terlebih pada KTP merah putih dan dia berada di lapangan rumput yang luas dengan pemandangan gedung dan perumahan-perumahan dan langit yang cerah.

Pemaknaan Konotasi : Seseorang dengan pilihannya kepada KTP merah putih yang dianggapnya keramat dari pada e KTP adalah indikasi dan peristiwa penembakan yang terjadi di beberapa daerah di Aceh, pada akhir tahun 2011 dan awal tahun 2012.
Gambar sosok pada kartun opini adalah orang Aceh, sederhana dilhat dari gaya berpakaian dan penggunaan bahasanya. Kasus penembakan itu sendiri menjadikan situasi keamanan di Aceh mulai terganggu, tidak hanya itu hal ini dapat menyebabkan bangkitnya trauma masa lalu Aceh yang berkaitan dengan keamanan semasa konflik.
KTP merah putih sendiri merupakan KTP yang diberikan khusus kepada penduduk Aceh ketika berlakunnya status darurat militer, KTP merah putih ini bertujuan untuk membedakan warga sipil dan gerakan sparatis yang anti Indonesia.
Dari ulasan diatas dapat dijelaskan sesungguhnya kasus penembakan itu mengingatkan luka lama Aceh semasa konflik, terlepas apakqah kasus tersebut terkait atau tidak, sosok pada kartun ini secara historis memilih KTP merah putih dan menganggapnya sebagai jaminan keselamatan. Sehingga disebut sebagai KTP keramat.


     Kartun 7 Januari 2012 (Sabtu)
Kartun 7 januari 2011
Aspek Perupaan :Banyak garis outline yang membentuk sosok pada kartun ini, diantaranya dua papan reklame yang memuat dua orang dengan gaya pakaian yang sama mengenakan jas dan peci dan bertulisan “pilih kami” di setiap papan tersebut. Selain itu juga garis outline yang membentukkaki di sudut kiri balpah bidang (Frame) dengan posisi horizontal dan tubuh orang dengan posisipistol besar sebagai kepalanya dan liuk-liuk garis dari pucuk pistol tersebut. Ada beberapa garis yang membentuk effek gerak dan suasana pada sepasang orang di papan reklame terdapat dua garis sepiral kerucut, garis ini dapat diterjemahkan sebagai kesan dongkol, kusam, sameraut, tidak bebas dan beberapa garis didalam outline sebagai effek perbedaan warna atau ruang, lalu beberapa garis diluar outline yang memberi kesan gerak.
           Disisi lain manusia pistol terdapat pula effek garis gerak yang mengikuti alur garis outline sementara itu terdapat garis gerak yang lain yang digoreskan secara horizontal yang memberi kesan laju. Beberapa gris lain pada memberi kesan tekstur dibawah garis lengkung memanjang memisah dua bidang atas dan bawah, itu memberikan kesan tanah atau lantai. Pada bagian bawah kaki manusia pistol terdapat outline yang membentuk kepulan secara fonalitas terdapat beberapa objek yang berbentuk dari pewarnaannya dan memberikan kesan tertentu pada bidang gambar. Disisi kiri atas bidang gambar lebih didominasi warna hitam pada ruang yang memberi kesan langit yang suram, sementara bergradasi menjadi semakin terang kesisi bagian kanan bidang gambar.Pada sisi kiri bawah terdapat totaliti yang membentuk serangan itu bisa diasumsikan sebagai darah jika melihat melihat komponen dan komposisi gambar secara keseluruhan, pada bonal hitam pekat itu terdapat tulisan “Aceh”.

Pemaknaan Denotasi :Pada bidang gambar kartun ini hampir setiap komposisi digambar seimbang, namun terdapat dua kronologi berbeda dan tidak saling temu sehingga terdapat dua fokus utama pada satu bidang gambar, disisi lain terjadi pertengkaran yang dilakukan oleh fokus dua pasang orang pada dua buah baliho yang bertuliskan ini kami. Disisi lain terdapat gambar seseorang ytang berkepala pistol dengan asap di ujung senapan yang ujungnya menuju seseorang yang telah berbaring bersimbah darah bertulisan Aceh, sementara manusia pistol yang memakai baju bergambar tengkorak menunjuk korbannya sambil terus berlari menjauhinya dengan senang dan tertawa “he he he”

Pemaknaan Konotasi :Melihat dari melihat dari dominasi bentuk objek maupun ilusi dimensional maka gambar manusia pistol dan korbannya menjadi focus utama pada gambar kartun ini, sementara percentokan kedua baliho dilihat lebih sebagai situasi saja.
           Gambar manusia pistol disini adalah metafora, hal ini terkait pada kasus penambakan yang terjadi di Aceh saat itu, dengan pakaian berlambang tengkorak mengindikasikan bahwa sang penembak merupakan orang berbahaya, lambing tengkorak kerap kali kita dapatkan pada kemasan racun, tabung gas metana dan box penyimpanan arus listrik, dengan posisi sedang berlari menuju korbannya dan tertawa, mengindikasikan bahwa sipenembak justru melakukan tindakannnya dengan unsur kesengajaan.
           Kepala yang digantikan gambarnya dengan pistol berukuran besar merupakan metafora terhadap siapa penembak tersebut, karena terjadi spekulasi siapa dan apa motif penembakan belum diketahui, gambar manusia pistol disini selain dapat dilambangkan sebagai penembak namun dapat pula diartikan orang yang tidak diketahui identitasnya “tanpa wajah” dan berbahaya yang menggunakan pistol untuk membunuh korbannya.
Asap yang berasal dari pistol berarti tembakan sudah dilepaskan dan mengarah pada korbannya yang telah bersimbah darah, berlaku Aceh, melihat peristiwa-peristiwa penembakan di Aceh dan para korban justrubukan orang Aceh. Maka darah yang berlebel Aceh tidak dapat diaertikan sebagai darah Aceh namun tempat atau lokasi penembakan berada di Aceh, darah berlabel Aceh merupakan analogi terhadap tanah Aceh, walaupun korban penembakan berdarah (suku) jawa, justru warga Aceh menyimpan luka lama terjadi kekacauan label Aceh pada kartun ini menjadi acuan historis dalam fikiran saya yang terjadi di Aceh.
Disis lain terdapat pasang baliho, dari label “pilih saya” dapat dipastikan bahwa baliho tersebut merupakan gambar calon legeslatif, dari ekspresi yang digambarkan yang bengis dan bertentangan  dapat diartikan sebagai persaingan dalam kampanye, baliho bagi calon merupakan slah satu media kampanye.
Kasus penembakan yang terjadi di Aceh bertepatan pada saat situasi Aceh sedang berada pada momen Pemilukada (pemilihan umum kapala daerah).
Dengan menepatakan kedua situasi ini kedalam sebuah kartun opini, dadap diamati bahwa bisa saja kasus penembakan yang belum diketahui motif dan pelakunya justru terkait dengan pemilukada dengan tujuan untuk mengacaukan stabilitas keamanan dengan memanfaatkan momen pemilukada.


Kartun 11 Januari 2012 (Rabu)
Kartun 11 januari 2012
Aspek Perupaan : pada kartun ini garis outline membentuk beberapa bentuk objek yaitu pohon-pohon yang hanya tersisa batang bagian bawah dan akarnya saja. Pada bekas potongan garis lengkung yang membentuk lingkaran pada bagian itu pula terdapat garis outline yang membentuk dahan yang memuat garis lengkung yang membentuk helai-helai daun, di bagian akar terdapat garis-garis pendek saling silang yang membentuk efek ke dalaman gambar.
Garis outline pada dua garis-garis pendek diluar garis outline yang member efek gerak, sementara garis-garis berbentuk elips yang terletak pada wajah bahkan diluarjnya membentuk kesan  keringat. Sementara itu sebuah garis pada sisi kanan bidang gambar membentuk pohon besar, pada pohon tersebut terdapat teks “pengacau” diantara gambar orang tersebut dan pohon besar terdapat garis-garis yang mengarah pada pohon dan kapak, pada bagian garis tersebut yang mengarah pada pohon membentuk garis pemisah dan bebebrapa garis melengkung hampir seperti lingkaran yang memberi kesan bahwa bagian itu adalah bagian yang terpotong.
Garis diantara pohon dan kapak adalah garis gerakan atau laju, pada bagian bidang gambar terdapat tonal dengan warna hitam bergerigi dan putih dibawahnya lagi. Tonal bentuk ini memberikan bentuk rumput, pada ruang terbuka diatas ke bawah terdapat tonal warna hitam ke putih, bagian atas biadang gambar terdapat tonal warna hitam dengan gerigi-gerigi diatasnya member kesan misterius dan seram, sementara diantara ruang itu terdapat tulian umbang satu “tumbuh seribu”!! tanda seru di kepala menunjukkan keterkejutan.

Pemaknaan Denotasi : pada gambar kartun ini terlihat seseorang yang memiliki dua wajah saling membelakangi dengan ekspresi yang berbeda. Wajah yang menghadapa kebelakang atau menoleh mengguratkan ekspresi takut atau keterkejutan dengan mengeluarkan keringat dingin, ini dikarenakan dia melihat dahan-dahan baru yang muncul lagi pada pohon-pohon yang baru saja dia tebang sementara dengan gigih dia masih menebang pohon berikutnya, ini terlihat dari ekspresi wajahnya  sambil berdiri. Pada pohon yang masih berdiri termuat label “pengacau” dengan posisi diagonal, sementara  disisi lain terdapat teks “tumbang satu tumbuh seribu”!!!..yang cukup relevan dengan gambar yang ada, yaitu pohon-pohon yang telah ditebang kembali bertunas.

Pemaknaan Konotasi :



Kartun  14 Januari 2012
Kartun 14 Januari 2012
Aspek perupaan : terdapat garis-garis yang variatif pada gambar ini, terdiri garis-garis dengan goresan yang lebih tebal dan goresan dengan garis yang tipis, namun pada gambar kartun ini kedua garis ini tidak member perbedaan besar, hanya saja memberi kesan denmensional atau pembayangan, garis tebal didominasi pada garis outlina yang membentuk gambar ora ng sebelhkiri bidang gambar. Pada gambar orang ini, garis silang dan spiral membentuk efek warna, ini terlihat pada outline yang membentuk gambar pakaian dan pecinya, pada gambar orang tersebut terdapat teks “CAGUB” pada gambar outline persegi panjang yan terselip di bajunya, komposisi dari garis-garis tersebut menciptakan karakter orang yang pada dagunya terdapat barisan garis spiral yang menciptakan janggut. Pada orang tersebut terdapat balon teks “jangan lupa pilih saya ya” kalau tidak sungguh ter”lalu”!!!
            Sementara disisi lain, dari jalinan garis membentuk tokoh yang memiliki dua kepala dengan menggunakan topi pet dan baju kemeja dua saku, pada sku kanan terdapat kesatuan garis yan gmembentuk amplop. Terdapat garis melengkung pada hadapan wajah objek tersebut ini memberikan kesan bahwa dia menoleh, ini adalah efek gerak. Sementara ada tiga garis pendek memberikan kesan tekanan atau perhatian (memperhatikan), sementaraq garis-garis lain yan berada di dalam garis outline member kesan tekstur.
            Juga terdapat balon teks yang mengarah dari satu sisi wajah dengan penunjuk bulatan-bulatan kecil yang berkesan bahwa teks tersebut merupakan ungkapan hatinya dengan kalimat “kalo ku pileh kah hai gam”!! sungguh terlalu…!!
            Tonal pada kartun ini di dominasi dengan backround polos berwarna hitam, ini berkesan rahasia, suram atau jahat.

Pemaknaan Denotasi :terdapat dua tokoh atau dua orang pada kartun ini yang menyusun bidang dengan seimbang, kiri dan kanan. Satu orang dengan jas dan peci dengan label cagub dapat secara langsung dipahami bahwa orang tersebut adalah CAGUB (Calon Gubernur) sementara seseorang lagi adalah tokoh mascot Harian Aceh sendiri yaitu DOKAHA , yang pada gambar kartun ini digambarkan dengan wajah dua dengan ekspresi yang sangat berbeda, perbedaan dua ekspresi ini adalah dimensional ruang bukan waktu.
            Pada gambara secara langsung dapat dilihat Calon Gubernur sedang bersamaan dengan Dokaha namun dengan senyum manis Cagup menyelipkan amplop pada saku kanan kemeja Dokaha dengan berkata “jangan lupa pilih saya ya, kalau tolak sungguh terlalau!!” satu sisi Dokaha menerima amplop tersebut tanpa penolakan dengann tatap mata dan ekspresi wajah polos tanpa rasa bersalah, sementara disisi lain justru Dokaha menamppilkan ekspresi senyum dan tatapan mata licik bahkan ia berkata dalam hati “ kalo ku pileh kah hai gam,! Sungguh terlalau!”

Pemaknaan Konotasi :sepintas pandang kartun ini telah dapat dimengerti maksudnya, seorang Calon Gubernur memberikan amplop dan bersalaman sebagai kesepakatan transaksi, sementara Dokaha ternyata berniat lain. Terdapat beberapa statemen yang sudah lumrah kita dengar, yaitu “salam temple” atau “menerima amplop” yang artinya adalah uang suap atau uang pelican.Amplop adalah metafora dari uang suap.
            Gambar kartun ini mengindikasikan bahwa Calon Gubernur atau calon legeslatif lainnya berusaha dengan cara apapun termasuk memberikan uang suap kepada masyarakat agar memilih dirinya, sementara rakyat tidak serta merta menolak penerimaan itu namun nurani tentu saja yang menentukan pilihan, kartun ini merupakan gambaran yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat dalam menghadapi pengulatan politik dengan cara money politik walau masyarakat sudah diberikan uang atau benda bahkan jasa sekalipun harusnya  tidak terjerumus dan terjebak , tetap hati nurani sebagai pedoman.


Kartun 21 Januari 2012 (Sabtu)
Kartun 21 January 2012
Aspek perupaan :Terdapat dominasiruang/bidang pada gambar kartun ini,  gambar mulut menjaganya yang bersenyawa dengan toa dan di pegang oleh tangan lebih mendominasi dari pada gambar seseorang yang megerakan sandal jepit dan membawa Cangkul. Terdapat beberapa garis dan bentuk yang memberi kesan pada gambar, gambar mulut toa yang bertulisan kompanye, dan megeluarkan liur yang bertuliskan janji-janji memberikan kesan keras, suara yang besar atau teriakan.Beberapa garis pada tangan dan toa mulut tersebut memberikan kesan gerak. Begitupun degan garis-garis pada gambar orang-orang yang memakul cangkul, efek garis diluar memberi kesan gerak dan didalam outline memberi kesan teratur, terdapat garis yang menuju tulisan “janji yang dulu belum dibayar sudah janji lagi”
Tonal yang terdapat dalam Kartun ini didominasikan dengan warna putih, semetara juga terdapat warna hitam, tonal yang berwarna hitam terdapat pada bagian atas bidang gambar tidak datar namun berbetuk kembang mulai dari sisi ¾ bagian bidang gambar sebelah kiri dan ½ bagian/bidang sebelah kanan. Tonal hitam ini hendak dibuat polos melainkan betengkur, yang berkesan ketakutan, atau kecurangan.

Pemakayaan Denotasi: pada kartun ini terdapat seseorang yang memakul cangkul dan sedang berjalan santai, orang tersebut mengenakan berabut keriting menggunakan baju kaos legan pendek, peci, celana panjang yang disilah keatas dan sandal jepit, Ekspresi wajah orang tersebut mencerminkan  perasaan yang tidak heran (cuek), setelah memiliki namun dia tetap melangkah saja; dia melirik sebuah toa besar yang di pegang oleh tansssgan yang besar pula pada toa tersebut terdapat mulut yang menjaga lengkap dengan lidah yang terangkat, gigi dan cipratan-cipratan liur (ludah) yang berlabel janji-janji, tangan kiri yang memegang toa bermulut tersebut megenakan pakaian yang merupakan bagian dari baju jas, dan toa tersebut berlabel kampaye, inilah yang sedang dilirik orang desa tersebut namun dia menapakkan ekspresi tidak terlalu mempedulikan sambil terus berjalan dan berkata “janji yang dulu belum dibayar sudah janji lagi?!”.
PemaknaanKonotasi : secara umum hampir semua gambar pada kartun ini memiliki pemaknaan konotasi maupun metafora.Tagan besar yang memegang toa bermulut yang berteriak adalah metafora.Tangan besar mengindikasikan bahwa dia adalah orang kaya ini terlihat dengan pakaian yang dia kenakan, sementara jika kita melihat lebih kolektif tangan tersebut lebih dari sekedar orang kaya namun juga orang yang mencalonkan diri sebagai anggota legeslaif, ini terlihat dari label toa dengan label (kampanye). Toa adalah alat bantu untuk pengeras suara sehingtga mampu didengar oleh banyak orang, terlebih jika digunakan untuk keramaian. Pada kartun ini toa justru digambar dengan mulut yang sedang berteriak kencang yang mengumbar janji-janji, secara keseluruhan pada gambar bidang kiri adalah upaya kampanye yang dilakukan oleh calon legeslatif dengan upaya yang semaksimal mungkin.
Tak peduli dengan cara-cara mengubar janji-janji yang dapat menggerakkan hati simpatisannya, pada kartun ini simpatisan digambarkan dengan lelaki sederhana yang sedang membawa cangkul, ini dapat diterjemahkan bahwa sasaran kampanyenya adalah orang desa atau petani dengan bahasa tubuh yang melangkah dan menjauh dari sumber kampanye mengindikasikan bahwa orang desa ini tidak tertarik dengan apa yang diumbarkan caleg tersebut, ini diperkuat dengan ekspresi wajah yang tampak tak hirau ditambah lagi dengan perkataan “janji yang dulu belum dibayar sydah janji lagi”. Ini menjelaskan bahwa kampanye-kampanye pada musim lalu juga menggunakan trik janji-janji sementara tanpa pembuktian atau implementasi (komitmen) yang dijadikan sebelumnya, sehingga orang desa sekarang merasa tertipu dan tidak peduli dengan janji-janji yang merupakan tipuan belaka.

Tidak ada komentar: