Laman

Kamis, 24 Mei 2012

Merindu di dua tiga (Merindu Ine)


Itu, hari ke dua puluh empat bulan Mei
Saat terdengar tangis yang menjadi senyummu
Saat kisah baru akan hidup
Malalui kasih sayang aku tumbuh
Melalui cinta aku mengerti arti tawamu
Melalui semangatmu aku tau semesta harus dibaca
Dan itu tak pernah terasa mudah tanpamu

Sungguh, kini kasih sayang yang kau tuntun padaku
Tersemat dekap di dadaku
Kini cinta sesama yang alir padaku terkemas di hatiku
Raga jiwaku masih dikulum doamu, aku tengah menuntut ilmu
Aku pahami arti berbagi, arti memberi darimu
Aku mengerti makna ikhlas, makna peduli  darimu
Darimu pula aku mengerti anugrah itu amanah
Agar terus menjelma berkah

Padamu harapku mengurai cerita tentag duniaku
Tentang bagaimana aku menjadi rindu padamu
Saat-saat kudapati diriku berselimut di sejuk pagi
Saat kudapati pagi engkau menanak nasi
Saat kudengar padaku perintahmu terhadap ilahi sebelum subuh pergi

Padamu, ingin ku kisah tentang jalanku
Tentang bagaimana rinduku yang tak lepas padamu
Betapa ingin kurasakan lagi cubitan-cubitan kecil itu
Betapa ingin kurasakan lagi kau menyisir rambutku
Betapa ingiun ku rasakan lagi kau mengenakan seragam sekolahku
Mancium tanganmu, mencium pipimu, dan senyummu adalah doa

Ini hari kedua puluh empat bulai mei
Hari ketika aku mengangis dulu
Hari pertama engkau melihat dan memelukku
Namun hari ini  tak kudapati senyum di pagi hari
Tak ku dapati pagi dengan uap nasi
Dan subuh tadi tak kudengar suaramu menyuruhku menghadap ilahi
Tak kudapati itu dan kau pula tak mendapatiku

Belum jua usai juangku di belah bumi ini, Ibu
Tak lekang inginku mencium pipipmu seperti dulu
Di dua tiga meniti jejak kehidupanku, aku merinduimu
Tuhan, Curah kasihmu, limpah lindungmu
Sebagaimana aku dulu, mencurah air mata dan lelap didekapnya.

Rasnadi nasry, 24 mei 2012, dalam kamar kos usai subuh.

Tidak ada komentar: