Laman

Sabtu, 21 Januari 2012

Tertipu Waktu

Jangankan sedih yang menyeringai gerai di tubuhku
Bahkan tawa meledak dalam tiap detak jalan nafasku
Ketika hari ada membuka Rona terang
Aku hanya terpaku menatap lesu, remeh temeh
Tak gusar walau sering ada yang mulai

Lalu semakin redup
Aku mulai gugup
Degu semakin menjadi tembakan mortir
Ku coba untuk berlari mengejar hari
Namun dayaku telah mati

Menghempaslah sudah, kedua mataku kelam
kedua telingaku pengang, tubuhku lumpuh,
kemudian aku menghilang -agak mengisak-
menanti waktu yang baru dengan sejuta konsekuensi yang baru

3 jan 2012

Tidak ada komentar: