Laman

Sabtu, 11 Februari 2012

Note For Yesterday

Aku mulai ngerti kenapa takdir ga bisa dilawan, setelah sekian lama idup di dunia ini aku sama sekali ga pernah ngerasa kalo semua hal yang seharusnya terjadi adalah sebuah skenerio yang dibikin oleh tuhan dan kita hanya mengikuti saja. Aku terlahir jadi seorang cowok ya terimalah, kamu lahir jadi seorang cewek ya mesti terima juga kan, n kalo bencong alias banci bin wadam keturunan
waria yang dibuat-buat itu sebuah pengecualian, mereka kan seharusnya cowok trus entah dengan alasan apa mereka menjelma menjadi seorang cewek, cewek cakep lagi. Percaya ga percayaboleh periksa deh anatominya dari ujung cantengannya ampe ujung rambutnya -itupun kalo ada rambut-. Kalo ga ada ya ampe ujung bonengnya juga ga masalah. Setelah periksa pasti nemuin benda ‘berharga’ itu, dijamin deh. Huh cape kalo dah ngobrolin mahkluk jadi-jadian yang kaya begituan. Lah... kok dah ngobrolin bencong ya?
Oke, kembali ke kisah aku. Buktinya aja kemarin (13012011) di saat aku pengen sendirian aja alias menyendiri di sudut sepi (jiaah bahasanya J) aku malah di kerumuni. Udah kaya roti bakar isi coklat yang dikerumuni semut, secara tidak langsung itu menggambarkan kalo aku memang manis, haha. *just joke).
Kembali ke permasalahan. Takdir begitu misterius hingga kita ga pernah ngerti perjalanan yang telah diciptakan oleh tuhan melalui takdir. Lihat saja Indonesia contohnya, dan bedakan dengan Malaysia. Padahal kalo dipikir-pikir dengan sangat sederhana negara tercinta kita ini jauh lebih besar, lebih lama merdeka dan lebih kaya hasil alamnya. Namun kenyataannya justru negara tetangga itu lebih sejahtera. Bukankah ini telah digariskan oleh tuhan dalam buku takdirnya,Kalo indonesia memang harus seperti ini. Nah.. kira-kiraseperti itulah. Hehe


Dalam kesendirianku kemarin menjadi bukti nyata yang lain. Aku berhasrat untuk nulis sebuah sajak tentang negeri ini bukan Indonesiatapi negeri Aceh. Tentang bagaimana perasaan bang Is alias sang sulthan Iskandar muda jika dia melihat dan nyaksiin peradaban negarakiniyang pernah dipimpinnya.


Aku coba ngebayangin kalo sultan sama dengan presiden yang di istananya dia selalu mikirin bagaimana kesejahteraan rakyatnya dan bagaimana kemakmuran.Politik luar negeri yang ingin di jalankan juga dia pikirin. Lebih dari itu hal yang paling urgen dan menjadi orientasi dari daya imaji kujuga yang paling pengen aku gambarin dalam sebuahsajak itu adalah tentang adat istiadat Nanggroe Aceh yang kini semakin terkikis dan terkuras(jiaah kaya aer aja terkuras.. hihi) agama dan perlestarian benda-benda berharga yang ditinggalkannya yang tidak lain akan menjadi situs sejarah dan kehormatan bangsa Aceh.


Dalam benakku yang sedikit liar ini aku mau gambarin sultan Iskandar Muda nangis saat nyaksiin ni kota dah ga layak pake lagi. Kerena seharusnya rakyat yang madani itu menjalankan perintah yang di-Atas bukan malah melanggarnya.Selain itu aku jugamau bikin kalo sultan ga bisa ngomong apa-apa lagi. Dia geleng-geleng kepala dan sangat menyesal melihat bangsa ini menjadi sangat bodoh dan telah menjual harta peninggalannya yang seharusnya menjadi warisan yaitu tanah negeri Aceh.

 
Sementara itu aku memposisikan diri sebagai orang yang telah berbuat hal yang membuat sulthan kecewa sehingga tiba-tiba terbesik dikepalaku sebuah judul. Aku seakan orang yang benar-benar harus bertanggung jawab atas segala persoalan yang terjadi di Negeri ni. Seperti pelecehan terhadap syariat, seperti kebiasaan klepto tingkat tinggi alias korupsi bin maleng dimana-mana juga tentang tindak kekerasan yang sangat tak bisa ditolerir lagi, oh ia satu lagi tentang tempat hiburan-hiburan malam yang seperti dilindungi. mua orang pasti tau kalo sulthan Iskandar Muda pernah rajam dan dera tu anaknya satu-satunya ampe mampus karena berzina. Ya kan!?


Nah, itulah kemudian menjadi latar belakang kenapa aku ngerasa asik tuk nulis sajak yang begituan, idealis, kontradiktif dan memiliki nilai-nilai historis juga tentu saja sebuah pengakuan yang dengan kata yang paling indah disebut dengan taubat.


Sedari tadi padahal aku sedang nyari kata-kata atau kalimat yang cocok untuk dijadikan sebuah judul hingga akhirnya aku temukanlah judul itu. Dengan segenap rasa percaya diri dan senyum yang tersungging-sungging dari bibir bemper ini.Plus beberapa potongkue juga segelas susu hangat kalimat itu berbunga-bunga di kepalaku dan aromanya persis kaya aroma pliek ue (sejenis masakan tradisional Aceh yang mantap kali). Keren bangeettt.. haha.. tanpa basa-basi lagi kemudian aku kukuhkan judul itu di handphoneku, lekas aku sambet tu handphone hitam putih (classic). Dan dengan jempol kiri aku ketikkan beberapa tutspuluhan kali sehingga terbentuklah sebuah kalimat dengan beberapa kata; kalimat itu adalah “sultan, kutuklah aku!” eng ing eng... tiba-tiba semuanya menjadi sangat indah.


Susu yang dah nari-nari dihadapan ku seruput dengan gaya para penikmat kopi di warkopSolong. Haha. Dan ku mulai mengambil sebuah kertas kosong tanpa garis alias kertas HVS untuk menuliskan bait pertama dan disaat itulah pertikaian kemudian berlangsung.


∆∆∆


Aku dah cerita kalo aku kaya roti bakar pake coklat, n yang ga ngerti biar aku jelasin dikit mumpung masih bisaberlebay diri. Nama aku Nasry dan lebih lengkap orang tua aku ngasih nama dengan kolaborasi nama kakek nenek (awan anan) dan ibu bapak (ine ama) sehingga terbentuklah nama RASNADI. Kolaborasi itu ku anggap salah satu kolaborasi yang sangat indah seperti perpaduan kartun art, vektor art dan pop art juga kolase art ditambah taburan keju dan sedikit merica (ga nyambung Oon!) :D, yang jelas nama itu terdiri dari suku kata berakronim RA-S-NA-DI. Nih ku jelasin arti nama aku yang sesungguhnya.


RA berasal dari nama Almarhum kakek aku dari pihak ayah, namanya Abdur Rahiem. S lahir dari nama nenek aku juga dari pihak ayah, namanya Hj. Safiyah. NA jelas dari penggalan nama Ayah aku, namanya adalah Drs. M. Nasir AR , dan DI muncul dari penggalan nama ibuku tercinta, namanya adalah Dipa warni Hanafiah. Sehingga dari perpaduan nama-nama itu dan dengan penambahan suku kata Nasry terbentuklah nama yang paling istimewa yaitu Rasnadi Nasry. huwahahahaaa


Lah.. Kemudian apa hubungan dengan roti bakar, ayok kita telusuri dikit. Roti bakar identik dengan isinya yang beragam, benar bukan. Perhatikan anatomi roti bakar yang lembut dan malu-malu monyet. Setelah dibakar maka warnanya akan sedikit lebih gelap atau dengan kata lain sedikit keling (kalo ga tau keling ni artinya = Item). Dan item adalah istilah ilmiah yang paling tepat nunjukin dan mewakili warna kulit aku. Lalu coklat, nah ini ni yang bikin aku paling ga bisa nahan: cocelate. (aku suka banget ^^) Kalo ada orang yang dah makan coklat dekat-dekat ma ku, tapi ga pernah nawarin. aaa,,, bheeeww... jadi korban pemerasan ku deh tu orang. Dijamin!


Ada satu lagi nih yang jadi paling istimewanya roti bakar, selain diisi coklat maka dengan serta mertalah di negeri demokratis ini roti bakar bisa di sajikan dengan daging barbeque, dadar batam. Selai kacang dan nenas juga yang paling extrime diisi dengan paku payung. Pengen rasa apa, Kita tingal milih doang kan?
Nah ngobrol-ngobrol tentang isi aku telah meletakkan selembar kertas putih, bersih serta wangi itu tepat di hadapanku. Tinggal diisi saja.Lama ku tatap ia. Kemudian melambai-lambai lalu marah-marahin aku. Seolah berkata dengan gaya brimob “woy... ngapain lama-lama liatin aku, cepet isi” tu kertas malah maksa. Antara senyum dan tawa (ah sama aja),aku mulai mengangkat pulpen, mendekati moncongmonyongnya di depan tu kertas biar ciumannya lebih terasa dan tiba-tiba semunya sirna. Pertikaian hebat itu dimulai.


Sistem otakku mulai kacau, terjadi konzelit dari arus pendek di benakku. Peristiwa itu berlangsung sangat cepat dan kalo di ukur lebih baik dengan perhitungan nano ga bisa alat ukur biasa, cepat banget. Sistem kacau otak itu kemudian membubarkan semua barisan kata dan kalimat yang telah rapi, padahal hanya tinggal pindah saja ke kertas.


Kalimat-kalimat itu pada kabur kaya dikejar para Orf yang di pilem Lord of the Rings, segerombolan sketsa kasar berlarian kaya ngehindari ledakan boom, mereka berbaur menyatu dalam barisan yang sama. Gambar dan kata jadi kesenjangan yang sangat mencolok.


Api menyala dimana-mana, aku kalut, cemas, khawatir dan tentu saja istilah yang paling tepat aku tiba-tiba menjadi begitu botol (bodoh dan tolol). Kemudian hitam kelam dan kertas putih tak ingin tersenyum. Menyedihkan sekali.Di saat botol dengan ribuan pertikaianyang aneh,aku dikunjungi para tamu istimewa.


~~~~


Pada dasarnya setiap manusia berbeda-beda, ini adalah salah satu anugrah tuhan yang diberikan dengan cara yang paling sederhana dan tak pernah kita mengerti. Secara fisik manusia jelas berbeda, psikis apalagi. Wah kalo dibahas tentang karakter dan kemampuan yang dimiliki manusia, walah.... minta ampun. Rame banget, serame spawn yang ada di samudra manapun.


Satu contoh yang paling sederhana, coba bandingin deh kegantengan aku ma Nicky Tirta. Kalo ga yang paling banter, biar kelihatan lebih jelas bandingin aku dengan Tom Crush. Jelas beda kan?
Dari bentukannya saja dah beda, dari kedua artis tersohor dan termashur itu, semua orang apalagi cewek-cewek cantik dah pasti milih aku sebagai cowok yang lebih ganteng. Ini bukannya menarsiskan diri ya... ini fakta loo. buktinya pas ku tanya beberapa cewek yang aku kenal mereka pada senyum-senyum gitu. Dengan suara yang lembut dan manis manja kaya bantalan gulali mereka bilang ”ya gantengan bang Nasry dikit”. Seketika itu bunga-bunga bermekaran di hadapanku dengan aroma yang tak bisa didefenisikan.


Kata-kata ‘dikit’ itulah yang membuat akusemakin yaqin hakkul yaqin kalo aku benar-benar ganteng. Itu artinya kegantengan aku lebih satu langkah dari mereka. Diantara bunga-bunga bermekaran, tu cewek malah nyambung jawaban, dengan riang aku pasang muka yang sengaja disenyum-senyumin dengan mata berbinar biar kelihatan lebih soft n adem ayem lagi. “kalo bang nasry gantengnya dikit tapi kalo artis tu gantengnya banyaaaaaaaaaaaaaakkkkkk....”


Buset, seketika wajah ceria yang udah sedemikin rupa ku desain dengan cermat dan penuh adonan cinta berubah jadi siluman gorila yang lagi ngeden pups salama 3 hari plus ketipuk ama batu kali. Bunga-bunga bermekaran pada layu semua dan tumbuhlah jamur-jamur beracun yang baunya kaya campuran bau ketek dan perpaduan selai jengkol dengan taburan bawang putih yang dikemas dalam kaos kaki yang ga pernah dicuciselama tiga bulan di musim panas. Asik banget baunya. Maunya bunuh diri aja.


Nah... Perbedaan yang sesungguhnya kan aku kabarin, bukan tentang kegantengan tapi kemampuan dan skill yang dimiki. Kajian ini sepertinya lebih berbobot dan ilmiah.


Setelah petikaian yang tak bisa dibendung lagi dengan isi otak yang tawuran, tangan malah menjadi liar. Ku seruput lagi susu hangat yang manis. Mereka datang, dua orang. Satu seorang layouter muda dengan kemampuan yang luar biasa dan seorang temannya seorang calon penulis sukses. Serta merta mereka menyeret kursi dan duduk di hadapanku. Aku hanya mencoba sedikit tenang menghadapi orang-orang yang ga biasa itu. Mereka adalah manusia-manusia ciptaan yang super.


Bercakap dengan mereka artinya sama dengan mengikuti seminar motivasi dua jam penuh dengan harga jutaan rupiah. Banyak orang rela ngabisin duit untuk mengikuti seminar yang kaya gituan. Biarin ga makan seharian yang penting samangat ga kendur mungkin begitu perumpamaannya.


Dari perckapan singkat dan gratis itu banyak hal yang seharusnya ku catat dalam sebuah cacatan ringan, seperti di notebook kecil biar ga lupa. Tapi ga apalah aku masih bisa dapat subtansi dari seluruh ucapan super itu.

  1. Masang target di setiap awal bulan untuk ngisi kegiatan bulanan dengan produktif.
  2. Punya banyak skill dan kemampuan.
  3. Punya visi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
  4. Be-gaul-lah dengan orang-orang super biar ketularan super juga.
  5. Beli buku tiap bulan, setidaknya satu buku setiap bulannya.
Nah begitulah ringkasan dan kesimpulan yang paling muttakhir yang aku dapat secara cuma-cuma tanpa harus bayar,malah dibayar lagi. Minum aku dibayarin hahahaha... Asik banget bukan. Itulah salah satu keistimewaan hari kemarin.

Lagi asiknya ngobrol tiba-tiba hadir seseorang yang lebih tua, wajahnya ga asing. Dia bukan mahasiswa tapi tak sedikitpun merasa gengsi ato jaim, lalu menghampiri kami yang mahasiswa ini. Penampilannya keren, gaya bicaranya asik, mudah bergaul dan jelas suka berbagi. Aku mengenalnya sebagai seorang penyair ‘ini kata bung’, cerpenis dan novelis ‘tungku’. Dia tak lain adalah dosen ku: Salman Yoga S.


Tak sungkan dia mengawali bicaranya. Duh, tak bisa diragukan lagi kalo ditanya masalah tulis-menulis sama beliau, kalo kata ebiet G ade,dia tu dah benar-benar ngerti merah dan hitam tanah ini (ranah kepenulisan). Tok ceer banget deh kalo dan ngobrol ama dosen yang satu ini. dari pembicaraan gaya waroeng kopi itu jelas deh banyak ilmu nulis yang aku dapat secara gratis. Lagi-lagi gratis, memang hari yang indah dan segala sesuatu yang berbau gratis aromanya pasti enak. Hahaha. Substansi dari ngobrol-ngobrolnya itu yang dapat ku simpulin diantaranya:
  1. Kita ga bakal bisa berenang kalo hanya lihat kolam renang dan baca teori doang, mahir segala macam teori kaya pake berenang gaya bebas, gaya punggung, gaya kura-kura atau gaya keong racun sekalipun dijamin kaga bisa berenang. Ga pecaya coba aja. Menurutnya kalo mau bisa berenang ya harus nyemplug langsung dalam tu kolam ato sungai, mau tidak mau kita bakal berusaha sekuat tenaga untuk bisa ngayun tangan ma kaki biar ga kelelep. Hehehe... Begitu juga dengan nulis, kita harus nulis terus biar bisa nulis. Gethooo...Ada saran aseek dari beliau, nihh:
  2. “Mau di senengin ama cewek?” katanya gitu. “ ya harus pandai ngerayu dan ngegombal”
  3. “mau kaya? ya harus berusaha banteng tulang, kerja keras dan meras keringat”
  4. “mau terkenal? ya harus banyak kenalan dan sering mamer-mamerin diri.”
  5. Nah ini kalimat yang paling aku suka “kalo ingin semuanya dengan cara paling mudah? Ya MENULISLAH!!”
Asekk... tiba-tiba aku ngerasa terbang kelangit yang paling indah setelah mandangin semua isi dunia, lewatin burung-burung yang bermigrasi ke selatan. Dada-dadain penumpang di dalam pesawat luar negeri dan yang jelas kalimat itu menggugah banget perasaan aku tuk terus menulis. Lagi-lagi asekkk dapet motivasi nulis secara gatis pula. Makasih banyak buat pak Salman Yoga S dan juga Zulham Yusuf yang bener-bener dah menyadarkan aku pada saat yang tepat, ketika otak lagi konzelet. Hahaha...

Namun tak hanya itu, kemarin malah hal yang paling gokil datang menghampiri dari sudut dan posisi yang berbeda. Ranah grafis.

*bersamboeng***

Tidak ada komentar: